Sabtu, 20 Maret 2010

Obama Batal Datang, Indonesia Tak Rugi

Metrotvnews.com, Jakarta: Pengamat internasional dari CSIS Kusnanto Anggoro menyatakan, pembatalan kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama tidak merugikan Indonesia. Penundaan lawatan orang nomor satu negara adikuasa hingga Juni nanti harus dimanfaatkan pemerintah Indonesia untuk berdiskusi dengan seluruh stakeholder termasuk DPR dan DPD.

"Saya tidak yakin pembangunan nasional dan daerah sudah dibicarakan pemerintah pusat dengan DPR dan DPD. Malahan ini masih on paper. Makanya rentang Maret-Juni ini harus dimaksimalkan," kata Kusnanto dalam sebuah diskusi di DPD/MPR RI, Jakarta, Jumat (19/3).

Kusnanto mengatakan, ditunda atau tidak, faktanya pemerintah lebih mengedepankan politik luar negeri. Kenyataannya hubungan ini lebih dirancang AS. Kusnanto menyarankan, Indonesia harus tegas dengan arah politik luar negerinya. Indonesia juga harus memperkuat pengaruhnya di ASEAN. "Dalam konteks itu Amerika tidak penting-penting amat. Amerika bahkan sudah tahu 30 tahun lagi akan tamat oleh China," kata Kusnanto.

Kusnanto berharap, Indonesia juga tidak terpesona dengan isu Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Pemerintah harus percaya diri karena Kopassus Indonesia menduduki peringkat ketiga sedunia. "Lagipula apa harganya bantuan 600 ribu dolar. Indonesia harus lebih unggul dari Amerika. Indonesia lebih untung tanpa Amerika, tapi Amerika tidak untung tanpa Indonesia, karena mereka tanpa kita akan kehilangan 25 triliun dolar," tegas Kusnanto.

Pengamat ekonomi politik Didin S Damanhuri mengungkapkan, penundaan kunjungan Obama menjadi tantangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia sependapat dengan Kusnanto, SBY harus berkonsultasi dengan seluruh stakeholder di Indonesia. Bila dilakukan, Indonesia akan mempunyai harga tinggi di mata AS. "Indonesia juga tidak sekedar mengekor Amerika," ujar Didin.

Dalam bidang perdagangan, Indonesia seharusnya punya agenda independen untuk menganjurkan barang-barang lokal yang pantas dijual di Trans-Pacific. Indonesia harus membuktikan sebagai negara independen.

Karena itu, Didin mengharapkan sejumlah hal. Pertama, Indonesia mempersiapkan produk-produk eksotik dari pertanian, rumah tangga, bahkan kuliner. Kuliner Indonesia punya pangsa pasar sendiri. Kedua, Indonesia harus memberikan nilai tambah pada tehnologi. Selain itu, rencana pendidikan untuk industrialisasi juga harus diubah.

Sementara Wakil Ketua DPD RI Laode Ida mengemukakan, Obama datang bulan ini atau tahun depan tidak akan memberi manfaat bagi Indonesia.

Kecuali, Indonesia bisa menggunakan kunjungan Obama demi kepentingannya. "Saya tidak tahu kedatangannya apakah terkait penolakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia. Penundaan ini biar sajalah," kata Laode.(Andhini)





Bookmark and  Share

DETAIL VIDEO [0]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar